Limbah
atau bahan buangan yang dihasilkan dari semua aktifitas kehidupan manusia, baik
dari setiap rumah tangga, kegiatan pertanian, industri serta pertambangan tidak
bisa kita hindari. Namun kita masih bisa mencegah atau paling tidak mengurangi
dampak dari limbah tersebut, agar tidak merusak lingkungan yang pada akhirnya
juga akan merugikan manusia. Mengetahui dampak buruk dari pencemaran air
tersebut, maka kita bisa hidup lebih sehat. Pengolahan air yang baik akan
menghasilkan air sehat dan steril dari semua bahan pencemar tersebut. Salah
satu teknologi yang mampu menghasilkan air bebas dari semua bahan pencemar
adalah sistem reverse osmosis.
Untuk
mencegah atau paling tidak mengurangi segala akibat yang ditimbulkan oleh
limbah berbahaya; setiap rumah tangga sebaiknya menggunakan deterjen secukupnya
dan memilah sampah organik dari sampah anorganik. Sampah organik bisa dijadikan kompos, sedangkan sampah
anorganik bisa didaur ulang. Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya atau
memilih pupuk dan pestisida yang mengandung bahan-bahan yang lebih cepat
terurai, yang tidak terakumulasi pada rantai makanan, juga dapat megurangi
dampak pencemaran air. Setiap pabrik / kegiatan industri sebaiknya memiliki
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), untuk mengolah limbah yang
dihasilkannya sebelum dibuang ke lingkungan sekitar. Dengan demikian diharapkan
dapat meminimalisasi limbah yang dihasilkan atau mengubahnya menjadi limbah
yang lebih ramah lingkungan.
Mengurangi
penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam kegiatan pertambangan atau menggantinya
dengan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan. Atau diharuskan membangun
Instalasi Pengolahan Air Limbah pertambangan, sehingga limbah bisa diolah
terlebih dahulu menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan, sebelum dibuang
keluar daerah pertambangan. Optimalisasi instalasi pengolahan limbah (IPAL)
masing-masing industri sehingga limbah cair yang dibuang kembali ke badan air
sudah memenuhi standar kualitas air limbah yang diperbolehkan.
Dalam
keseharian kita, kita dapat mengurangi pencemaran air, dengan cara mengurangi jumlah sampah yang kita produksi setiap hari (minimize), mendaur ulang (recycle),
mendaur pakai (reuse). Kita pun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang
dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi “masyarakat kimia”, yang
menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci,
memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya.
Menjadi
konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang bijaksana. Sebagai
contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah nantinya akan menjadi
sumber pencemar yang persisten, eksplosif, korosif dan beracun, atau degradable
(dapat didegradasi) alam? Apakah barang yang kita konsumsi nantinya dapat
meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan, aman bagi mahluk hidup dan lingkungan ?
Teknologi
dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air.
Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu
menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Walaupun demikian, langkah pencegahan
tentunya lebih efektif dan bijaksana.
Untuk
mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan
pencemar antara lain
tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah
industri secara sembarangan, tidak
membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan
pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan
mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat,
karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok
yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Pencemaran
air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat
yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni
organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang
mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan
logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi
oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan
logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum
dibuang ke lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik
daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.
Pengolahan Air
Limbah
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat
pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu
tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke
sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah
diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan
industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat
sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian
diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset.
Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang
tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi
pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik,
mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang
tercemar. Walaupun demikian, langkah pencegahan tentunya lebih efektif dan
bijaksana.
Dalam melakukan usaha pengawasan yang diikuti
dengan usaha pencegahan pencemaran air, harus dititikberatkan pada pengontrolan
sumber pencemarannya. Ada dua bentuk sumber pencemar, yaitu sumber
pencemar utama (point source)
dan sumber pencemar lainnya (non-point
source). Sumber pencemar utama biasa-nya berasal dari sumber polusi yang
menyebabkan pencemaran kadar tinggi, yaitu dari limbah pabrik maupun sarana
pengolahan limbah. Sumber pencemar lainnya ialah sumber polusi dengan kadar
pencemar relatif rendah yang berasal dari bermacam-macam sumber yang menyebar,
misalnya dari lahan pertanian, rumah tangga, peternakan, dan sebagainya.
Usaha Pengontrolan dari Sumber Pencemaran Utama
(Point)
Sarana pengolahan limbah dalam kebanyakan negara yang sedang berkembang dan
beberapa negara yang sudah maju terkadang tidak dilengkapi dengan perlakuan
khusus. Pada kebanyakan Negara maju sarana pengolahan limbah dilengkapi dengan
pemurnian air limbah yang melalui beberapa tingkat. Di daerah permukiman
biasanya limbah yang berupa tinja ditampung dalam septic-tank, setiap rumah mempunyai septictank tersendiri. Limbah rumah tangga lainnya dibuang melalui
selokan, terkadang limbah padat lainnya dibuang melalui selokan atau tempat
sampah yang sering tidak terurus.
Dengan demikian dalam pengontrolan sumber pencemar utama (point) tersebut semua limbah cair ditampung dalam satu atau
beberapa tempat penampungan tiap kelompok dalam satu area (misalnya daerah
industri atau perkotaan). Kemudian diadakan perlakuan bertahap, misalnya
diendapkan dan kemudian didesinfeksi, baru dibuang. Dalam suatu lokasi daerah
urban yang besar seperti kota mandiri atau suatu kompleks perumahan atau real estate,
limbah cair dari perumahan, perkantoran, dan pabrik dialirkan dalam suatu
system kerja (network) melalui pipa
saluran limbah dan ditampung dalam sarana pengolahan limbah yang besar tetapi
di sini terjadi permasalahan dalam system kombinasi saluran limbah tersebut,
yaitu bila terjadi hujan yang lebat dan lama. Air yang mengalir akan melebihi
kapasitas penampungan saluran tersebut 100 kali lebih besar daripada yang dapat
ditampung dalam sarana pengolah limbah, sehingga kelebihan air yang meluber
sebelum diolah akan masuk ke dalam air permukaan.
Pengontrolan Sumber Pencemar Lainnya (non-point)
Pengontrolan sumber pencemar yang relative kecil tetapi banyak lokasi, agak
sulit dilakukan. Sumber pencemar seperti terjadinya erosi, pemakaian pupuk dan
pestisida yang dilakukan petani, pengontrolannya dilakukan dengan sistem
kampanye dan penerangan. Pengontrolan yang dilakukan untuk usaha pencegahan
terjadinya erosi, misalnya dengan penanaman pohon (reboisasi) dan
pengurangan penggunaan pupuk dan pestisida di lahan pertanian.
Dalam usaha pencegahan polusi yang berasal dari sumber non-point tersebut, terutama ditujukan pada para petani atau
pengusaha pertanian dan peternakan, yang bertujuan mencegah mengalirnya pupuk
pertanian ke dalam air permukaan yang digunakan penduduk. Petani disarankan
agar mengurangi penggunaan pupuk yang terkadang terlalu berlebihan dan tidak
bercocok tanam di lokasi lahan yang miring.
Ada beberapa cara pencegahan kontaminasi air
permukaan oleh aliran air dari lahan pertanian.
a. Sistem tanam digunakan tanpa pengolahan tanpa sehingga
memperlambat aliran larutan pupuk dan larutan tanah Lumpur ke dalam permukaan
air.
b. Lahan pertanian secara berkala ditanami kedelai atau
tanaman yang dapat mengikat nitrogen (kacang-kacangan) sehingga mengurangi
penggunaan pupuk nitrogen.
c. Kepada petani disarankan supaya membuat daerah penyangga
yang di tanami dengan tanaman keras dan permanen di antara lahan pertanian
dengan aliran air permukaan.
d. Petani disarankan agar mengurangi penggunaan pestisida
atau tidak menggunakan pestisida sama sekali, dengan cara menggunakan system
biologi control, misalnya pemeliharaan serangga pemangsa hama serangga lainnya.
e. Dalam bidang peternakan, kepada peternak dianjurkan agar
tidak memelihara ternak melebihi kapasitas kandang atau lahan yang tersedia.
f. Kandang sebaiknya tidak lokasi di lahan yang miring atau
dekat dengan sungai atau waduk yang airnya digunakan penduduk.
g. Kotoran hewan dikumpulkan secara teratur untuk digunakan
sebagia pupk tanaman.
Pengolahan
Limbah Cair
Bilamana semua limbah sudah masuk ke dalam bak atau kolam penampung akhir,
limbah kemudian diolah melalui tiga tingkat penjernihan. Tingkat penjernihan ini bergantung pada tipe pengolahan
dan derajat kotoran limbah tersebut. Tiga tingkat pengolahan limbah berdasarkan
derajat kekotorannya di klasifikasikan sebagai berikut.
a. Pengolahan limbah primer: pengolahan limbah secara
mekanik dengan jalan menyaring kotoran kasar, seperti penggunaan batu, potongan
kayu atau pasir, kemudian suspensi padat di endapkan. Bahan kimia terkadang
perlu di tambahkan untuk mempercepat pengendapan.
b. Pengolahan limbah skunder: pengolahan limbah yang
melibatkan proses biologi dengan menambahkan bakteri aerobik sebagai tahap
pertama untuk mendegradasi limbah organik. Proses ini dapat menghilangkan 90%
limbah organik yang mengkonsumsi oksigen. Beberapa sistem menggunakan filter
sehingga cairan yang di filter menetes-netes. Bakteri aerobik mendegradasi
melalui saluran tangki yang besar dan telah di isi bebatuan kecil dan di lapisi
oleh bakteri dan protozoa. Sistem lain yaitu dengan peroses pemompaan limbah
lumpur ke dalam tangki yang besar; di situ dicampur dengan lumpur yang
mengandung banyak bakteri dan diberi aerasi oksigen, sehingga akan meningkatkan
proses degradasi oleh mikroorganisme tersebut. Cairan kemudian dialirkan ke
dalam bak dan didigesti dengan digestor anaerobik.
Pengolahan Limbah Lanjutan
Beberapa jenis bahan kimia dan fisik yang masih tertinggal setelah pengolahan
limbah primer dan skunder walaupun dalam jumlah sedikit, sehingga perlu
dilakukan system pengolaan limbah yang lebih baik. Model pengolahan limbah
lanjutan bervariasi tergantung pada bentuk komunitas dan industri yang bersangkutan.
Pada percobaan pendahuluan terlihat bahwa air limbah dari pengolahan skunder
dapat lebih dimurnikan lagi dengan disalurkan melalui saluran pipa yang panjang
dan ditumbuhi oleh tanaman air seperti hyacinth.
Tanaman tersebut dapat mengambil bahan kimia organik toksik dan komponen logam
yang tidak dapat diambil oleh sistem pengolahan limbah primer dan skunder.
Tahap akhir pengolahan ini ialah melakukan desinfeksi air sebelum dibuang ke
sungai atau ka laut atau digunakan untuk pemupukan. Proses desinfeksi dilakukan
dengan klorinasi, tetapi masalahnya ialah klorin bereaksi dengan bahan organik
yang berada dalam limbah atau dalam air permukaan, seperti bentuk senyawa
kloroform yang merupakan bahan kimia penyebab kanker (karsinogenik). Disamping
itu, beberapa penelitian pendahuluan menyatakan bahwa air minum yang mengandung
klorin 1% dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, dapat menimbulkan
resiko terjadinya peyakit jantung. Beberapa macam bahan desinfektan dicoba
untuk digunakan seperti ozon dan sinar ultravioalet, tetapi memerlukan biaya
yang lebih mahal dari pada desinfektan klorin
Rangkuman
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal
dan memiliki karak-teristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya
oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri
membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin
organik, minyak,
nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang
dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di
muka bumi terutama bagi manusia. Oleh karena itu apabila air yang akan
digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia,
menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian
apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia.
selamat siang...mohon maaf sebelumnya..
ReplyDeletekami warga rancaekek bandung jawa barat, sudah sangat jengah dengan solusi yang tidak berujung tentang pembuangan limbah pabrik PT. KAHATEX, yang mana membuang air limbah sembarangan ... yang mengakibatkan udara dan air bau ... terima kasih
Terima ksih, atas kunjungannya, perlu diketahui kami hanya penysmpai informasi, masalah facta dan kebijakan sebaiknya ditujukan yang berwenang🙏🙏🙏
Delete