Pokok masalah kita, umat manusia. Air secara sangat cepat
menjadi sumberdaya yang makin langka dan tidak ada sumber penggantinya.
Walaupun sekitar 70 persen permukaan bumi ditempati oleh air, namun 97 persen
darinya adalah air asin dan tidak dapat langsung dikonsumsi manusia. Dari
jumlah yang sedikit yang mungkin dapat dimanfaatkan tersebut, manusia masih
menghadapi permasalahan yang amat mendasar. Pertama, adanya variasi musim dan
ketimpangan spasial ketersediaan air. Pada musim hujan, beberapa bagian dunia
mengalami kelimpahan air yang luar biasa besar dibandingkan dengan bagian lain
sehingga berakibat terjadinya banjir dan kerusakan lain yang ditimbulkannya.
Pada musim kering, kekurangan air dan kekeringan menjadi bencana yang
mengerikan di beberapa bagian dunia lainnya yang mengakibatkan terjadinya
bencana kelaparan dan kematian. Permasalahan mendasar yang kedua adalah
terbatasnya jumlah air segar di planet bumi yang dapat dieksplorasi dan
dikonsumsi, sedangkan jumlah penduduk dunia yang terus bertambah menyebabkan
konsumsi air segar mening-kat secara drastis, dan kerusakan lingkungan termasuk
kerusakan sumber daya air terjadi secara konsisten.
Kajian global kondisi air di dunia yang disampaikan pada World
Water Forum II di Denhaag tahun 2000, memproyeksikan bahwa pada tahun 2025
akan terjadi krisis air di beberapa negara. Meskipun Indonesia termasuk 10
negara kaya air namun krisis air diperkirakan akan terjadi juga, sebagai akibat
dari kesalahan pengelolaan air yang tercermin dari tingkat pencemaran air yang
tinggi, pemakaian air yang tidak efisien, fluktuasi debit air sungai yang
sangat besar, kelembagaan yang masih lemah dan peraturan perundang-undangan
yang tidak memadai.
Pencemaran
Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu
tempat penam-pungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa
bumi, dll., juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal
ini tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, Tentang Pengelolaan Kualitas
Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air
oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Air
yang tercemar secara fisik dapat dilihat adanya perubahan dari warna asli,
walaupun dapat juga tidak tampak perubahan yang nyata. Contoh perbedaan
nyata air jernih dan tercemar seperti Gambar 5.1.
Pencemaran
air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karak-teristik yang
berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya
oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri
membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek
termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air.
Penyebab
Pencemaran Air
Banyak penyebab pencemaran air tetapi secara umum dapat dikategorikan sebagai sumber
kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang
keluar dari industri, TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah), dan sebagainya.
Sumber tidak langsung yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air
tanah, atau atmosfer berupa hujan. Tanah dan air
tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan pestisida.
Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu pencemaran
udara yang menghasilkan hujan asam.
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau,
pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian)
telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan
pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/
tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas
bakteri menurun.
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab
terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3,
yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah B3
adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga
membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.
Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan
meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/penyakit. Limbah
industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam.
Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung
tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam
nitrat dan asam fosfat. Limbah ini
bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia
menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan
kanker.
Logam yang paling berbahaya dari
limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg)
atau air perak. Limbah
yang mengandung merkuri selain berasal dari industri logam juga berasal dari
industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya. Di Jepang antara tahun
1953–1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan
yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari
sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui
rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang
kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh
manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada
ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/acrodynia,
alergi kulit dan kawasaki disease/ mucocutaneous lymph node syndrome.
Limbah
pertambangan seperti batubara biasanya mengandung asam sulfat dan senyawa besi,
yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang mengandung kedua
senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Bila air yang bersifat asam ini
melewati daerah batuan karang/kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari
batuan tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut terbawa air akan
memberi efek terjadinya air sadah, yang tidak bisa digunakan untuk mencuci
karena sabun tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan akan memboroskan sabun, karena
sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion Ca dan Mg mengendap. Limbah
pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan korosi dan melarutkan
logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan
kehidupan akuatik.
Selain pertambangan batubara, pertambangan lain yang menghasilkan
limbah berbahaya adalah pertambangan emas. Pertambangan emas menghasilkan
limbah yang mengandung merkuri, yang banyak digunakan penambang emas
tradisional atau penambang emas tanpa izin, untuk memproses bijih emas. Para
penambang ini umumnya kurang mempedulikan dampak limbah yang mengandung merkuri
karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki. Biasanya mereka membuang dan
mengalirkan limbah bekas proses pengolahan pengolahan ke selokan, parit, kolam
atau sungai. Merkuri tersebut selanjutnya berubah menjadi metil merkuri karena
proses alamiah. Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui
media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami para korban Tragedi
Minamata.
Bahan Pencemar Air
Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan
menjadi:
a) Sampah yang dalam proses penguraiannya
memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik,
misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah
tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuhtumbuhan
dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah tersebut memerlukan
banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka
perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme
dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah
yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S
yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.
C, H, S, N, + O2 ® CO2 + H2O + H2S + NO + NO2
Senyawa organik
b) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu
bahan pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat
menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau
penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah
rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral
misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam
(pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam
berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun
dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya
sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d) Bahan pencemar organik yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida,
herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan
pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan
menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk
hidup.
e) Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan
seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga
(ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan
mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar
oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar
matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan
tidak dapat masuk ke dalam air.
f) Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat
menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan
pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir
lainnya.
g) Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti
tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat
padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air
menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu
mengasimilasi sampah.
h) Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya
panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri
yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan
suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan
tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai
menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan
oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas
dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bahan pencemar organik, baik yang
dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat
mengalami penguraian.
2. Bahan pencemar anorganik, dapat berupa
logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat,
halogenida, nitrat).
3. Bahan pencemar berupa sedimen/endapan
tanah atau lumpur.
4. Bahan pencemar berupa zat radioaktif.
5. Bahan pencemar berupa panas.
Dampak Pencemaran Air
Memang kita akui pencemaran air saat ini sudah sangat
memprihatinkan. Banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa, limbah dari rumah
tangga, pabrik, dan industri telah menyumbangkan pencemaran air. Limbah yang berasal dari rumah tangga antara lain
bersumber dari detergen, sampah sisa makanan, dll. Yang paling parah adalah
limbah dari pabrik dan industri. Jika tidak diolah terlebih dahulu, dampaknya
sangat buruk terhadap air. Banyak kasus pencemaran air yang bisa berakibat
keracunan hingga kematian.
Di pertanian juga bisa menimbulkan pencemaran air,
contohnya adalah pemakaian obat kimia yang berlebihan. Pestisida, herbisida dan
fungisida akan larut ke air dan menyebabkan pencemaran air. Dengan mengetahui
efek negatif dari bahan kimia pertanian itu, maka pencemaran bisa dikurangi.
Kondisi kebersihan air diperparah dengan makin menipisnya tanaman. Fungsi
tanaman adalah menahan air dan mampu menyerap racun dari air. Secara umum bahan
pencemar air dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu biologis, kimia dan fisik.
Pencemaran ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Kita sering mendengar
berita adanya keracunan dan kematian karena air yang tercemar ini. Efek yang
paling ringan adalah penyakit kulit. Gejala yang lain adalah gangguan pada
ginjal, kanker, saraf pusat dll.
Diantara
sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan
berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan pencemar air antara lain ada yang berupa
logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium
(Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium
(Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2 ),
oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2
dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida,
partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti
metana, dan heksana. Bahan-bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang
berupa larutan ada pula yang berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui
bahan makanan yang terbawa ke dalam pencernaan atau melalui kulit.
Bahan
pencemar unsur-unsur di atas terdapat dalam air di alam ataupun dalam air
limbah. Walaupun unsur-unsur di atas dalam jumlah kecil esensial/diperlukan
dalam makanan hewan maupun tumbuh-tumbuhan, akan tetapi apabila jumlahnya
banyak akan bersifat racun, contoh tembaga (Cu), seng (Zn) dan selenium (Se)
dan molibdium esensial untuk tanaman tetapi bersifat racun untuk hewan.
Air
merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia.
Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan
mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk
dalam jaringan tubuh manusia.
Bahan
pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh dapat meracuni organ tubuh
tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi lagi dan dapat menyebabkan
kesehatan terganggu bahkan dapat sampai meninggal. Selain bahan pencemar air
seperti tersebut di atas ada juga bahan pencemar berupa bibit penyakit
(bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri, kolera, typhus, para typhus,
lever, diare dan bermacammacam penyakit kulit. Bahan pencemar ini terbawa air
permukaan seperti air sungai dari buangan air rumah tangga, air buangan rumah
sakit, yang membawa kotoran manusia atau kotoran hewan.
Banyak
macam makhluk yang hidup dalam air antara lain bermacam-macam ikan, buaya, penyu,
katak, mikroorganisme, ganggang, tanaman air dan lumut. Kesemuanya termasuk
dalam kehidupan akuatik. Apabila sumber air tempat kehidupan akuatik tercemar,
maka siklus makanan dalam air terganggu dan ekosistem air/kehidupan akuatik
akan terganggu pula. Misal organisme yang kecil/lemah seperti plankton banyak
yang mati karena banyak keracunan bahan tercemar, ikan-ikan kecil pemakan
plankton banyak yang mati karena kekurangan makanan, demikian pula ikan-ikan
yang lebih besar pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan makanan akan mati.
Kehidupan
akuatik dapat pula terganggu karena:
a)
Perairan kekurangan kadar oksigen atau sinar matahari yang disebabkan
air menjadi keruh oleh pencemaran tanah/lumpur.
b)
Permukaan perairan tertutup oleh lapisan bahan pencemar
minyak atau busa deterjen, sehingga sinar matahari dan oksigen yang diperlukan
untuk kehidupan akuatik tidak dapat menembus permukaan air masuk ke dalam air.
c) Berkurang/habisnya kadar oksigen dalam proses
pengairan bahan pencemar senyawa organik.
d) Permukaan air tertutup oleh tanaman air seperti
enceng gondok sebagai bahan pencemar yang tumbuh subur oleh adanya bahan
pencemar berupa makanan penyubur tanaman seperti senyawasenyawa fosfat,
nitrat.
e) Peningkatan suhu air karena adanya bahan
pencemar panas dari industri-industri yang menggunakan air sebagai pendingin,
atau sebagai air bangunan dari pembangkit tenaga listrik.
0 comments:
Post a Comment